Mencari Bentuk Wilayah Kelola Rakyat di Yogyakarta

by | Jan 12, 2024

Download

Wilayah Kelola Rakyat di Yogyakarta berbeda dengan Wilayah Kelola Rakyat di daerah lain yang berfokus pada pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) secara langsung. Di Yogyakarta, sebagai salah satu pusat gerakan organisasi masyarakat sipil, Wilayah Kelola Rakyat dikontekstualisasikan dengan memperkuat dampingan-dampingan organisasi anggota WALHI Yogyakarta, memperkuat dampingan dan komunitas yang didukung. Sebagai sebuah forum, kami mendorong penguatan dampingan lembaga anggota, sehingga dapat mendorong saling dukung, keterlibatan, dan keterkaitan Wilayah Kelola Rakyat yang didukung oleh organisasi anggota dengan WALHI Yogyakarta. Perbedaan dampingan yang tidak hanya berpusat pada sumber daya alam secara langsung memerlukan integrasi sistem tata kelola antara satu wilayah produksi ke wilayah produksi lain. Misal, produk pertanian yang diproduksi oleh KTLP (Kelompok Petani Lansia Produktif ), salah satu dampingan SP Kinasih, seharusnya dijual kepada para pekerja rumahan yang membuat olahan makanan, dan begitupun sebaliknya. Artinya, sistem integratif menekankan pentingnya kolaborasi antar wilayah dampingan yang menghubungkan tata kelola, produksi, distribusi, dan konsumsi satu wilayah dampingan dengan wilayah dampingan lain.

Laporan ini membagi tulisan dalam empat bagian utama, yaitu Diskursus Wilayah Kelola Rakyat, Lanskap Wilayah Kelola Rakyat di Yogyakarta, Model Pengelolaan Kelompok Kelola Rakyat, dan Wilayah Kelola Rakyat: Pengalaman dari Yogyakarta. Pada bagian pertama, laporan ini membahas tentang diskursus WKR hingga penurunannya menjadi empat bagian dalam ide WKR yaitu pada tata kuasa, tata kelola, tata produksi, dan tata konsumsi. Tulisan kedua yang berjudul Lanskap Kelola Rakyat di Yogyakarta membahas tentang profil kelompok wilayah kelola rakyat. Pada bagian ketiga yaitu Model Pengelolaan Kelompok Kelola Rakyat merupakan cara-cara yang digunakan oleh kelompok WKR dalam menghimpun dan mengelola sumber daya. Khususnya cara bagaimana kelompok-kelompok tersebut dalam mengelola sistem finansialnya. Bagian keempat yaitu Wilayah Kelola Rakyat: Pengalaman dari Yogyakarta merupakan cerita-cerita mulai pengalaman, kendala, dan tantangan-tantangan, serta mekanisme apa yang digunakan dalam menghadapi setiap tantangan.